Siapa Yang Bertanggungjawab Atas Pembantaian di Norwegia?

Diposkan oleh Ali Sina pada tanggal 18 Agustus 2011

 

Hello Ali dan semua  teman-teman yang ada di faithfreedom.org

Aku tidak bermaksud memohon padamu untuk menutup situsmu atau menantangmu untuk melakukan sesuatu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa menurutku engkau butuh sebuah kehidupan. Engkau bilang websitemu bukanlah propaganda Islami, dan forum-forummu dimaksudkan untuk membangun jembatan-jembatan pengertian. Namun demikian, aku temukan hal yang ironis bahwa semua hal yang ada dalam situsmu mengajarkan setiap orang yang mengunjunginya untuk membenci Islam. Apakah yang menjadi tujuanmu itu telah menyebabkan kebingungan??? Tujuanmu adalah agar setiap orang menentang Islam sebab Islam bukanlah sebuah agama yang benar bagiMu, engkau dan Wafa Sultan disebutkan oleh Brevik sebagai para pahlawan…Website mu telah membantunya untuk membuat keputusan, yaitu membunuh orang-orang tak bersalah. Tidakkah kejadian ini berbicara sesuatu padamu?

Dulu engkau adalah seorang Muslim…siapa yang peduli. Banyak orang yang masuk dan meninggalkan agama-agama setiap hari. Apakah ada orang yang menempelkan pistol di kepalamu ketika akhirnya engkau memutuskan untuk meninggalkan Islam? Kupikir pastilah ada beberapa bagian dalam dirimu yang menunjukkan bahwa engkau adalah seorang yang menyenangkan, tetapi betapa menyedihkan bahwa engkau menyalurkan energimu ke tujuan yang salah, yaitu tujuan untuk membenci dan bukan untuk mempromosikan perdamaian. Meskipun engkau berpikir bahwa engkau melakukan hal-hal yang positif, tapi engkau tidak melihat bahwa sesungguhnya engkau membuat orang lebih dan lebih lagi membenci Islam dengan propagandamu yang dipenuhi dengan kebencian itu. Jika demikian, bagaimana itu bisa membangun sebuah jembatan pengertian? Tak seorang pun bisa memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan, namun demikian, aku tidak lihat apa yang akan engkau capai lewat websitemu, kecuali lebih banyak lagi kebencian antara satu sama lain. Engkau perlu melakukan lebih baik daripada sekedar hanya berfokus pada kebencian serta menghancurkan secara menyeluruh sebuah agama. Menyedihkan…sungguh menyedihkan. Saudaraku, usahakanlah perdamaian.

Ayda

 

Jawaban Ali Sina…

Ketika saya mengatakan bahwa saya menginginkan pemahaman dan membangun jembatan-jembatan, hanya itulah yang saya maksudkan. Memahami berarti mempelajari kebenaran, tidak menyangkali dan menyembunyikannya. Itu artinya, mengkonfrontasikan masalah, bukan mengabaikannya serta berharap masalah itu akan hilang dengan sendirinya. Memahami artinya, membuat non-Muslim menyadari bahwa orang-orang Muslim itu adalah korban dari sebuah kebohongan dan bukan orang-orang jahat secara genetis. Orang-orang Muslim menjadi jahat saat mereka mempercayai Muhammad. Pengertian hanya bisa diperoleh melalui menyingkapkan kebenaran, bukan dengan memperlihatkan sebuah kebenaran yang palsu.

Membangun jembatan maksudnya adalah untuk membuat orang-orang Muslim menyadari bahwa mereka itu pertama dan terutama adalah manusia dan kewajiban mereka adalah bagi kemanusiaan dan bukan pada seorang psikopat atau pembunuh massal. Kemanusiaanlah yang mempersatukan kita. Orang-orang Muslim, sama seperti setiap orang yang lain, harus menyadari bahwa sesuatu yang berdiri diantara mereka dan manusia dari golongan yang lain adalah sebuah kejahatan, dan sebab itu harus disingkirkan. Keyakinan-keyakinan yang memecah-belah kita bukan berasal dari Tuhan. Islam bersumber dari seorang yang sakit pikirannya. Iman yang satu ini memecah-belah manusia dan mempromosikan kebencian.

Non-Muslim tidak mempercayai hal yang seperti itu. Mereka tidak memiliki doktrin yang memberitahukan pada mereka bahwa orang-orang Muslim adalah binatang yang sejahat-jahatnya di sisi Tuhan, dan bahwa mereka tidak boleh berkawan atau berhubungan dengan orang-orang Muslim itu, melainkan harus membenci mereka. Orang Muslim melakukannya. Hakekat Islam adalah al wala’  wal bara’ – benar-benar sebuah doktrin Iblis yang penuh dengan kebencian. Ajaran-ajaran ini bukan berasal dari para Mullah yang sesat, tetapi dari Quran sendiri. Karena itu, selama orang-orang Muslim masih mempercayai Islam, mereka tidak mungkin bisa melepaskan diri dari kebencian.

Andres Behring Breivik boleh saja menganggap Wafa dan saya sebagai pahlawan, tetapi ia tidak mengikuti apa yang kami kotbahkan. Berulangkali saya katakan bahwa perang ini harus dimenangkan secara ideologis, bukan dengan peperangan fisik. Gol kita adalah untuk memenangkan musuh-musuh kita dan menjadikan mereka sebagai teman. Tak ada peluru yang boleh ditembakkan dan tak ada darah yang perlu ditumpahkan. Kita akan mengalahkan musuh kita ketika kita telah menundukkan kebenciannya. Kita dan mereka bersama-sama akan menjadi pemenang. Pihak yang kalah hanyalah permusuhan itu sendiri. Inilah kemenangan yang ingin kita capai.

Breivik adalah seorang pria yang terganggu jiwanya. Mereka yang mengenalnya mengatakan bahwa ia memiliki sebuah ego gigantis (menganggap diri sangat hebat). Ia, sama halnya dengan Muhammad, Hitler, Stalin dan orang-orang gila lainnya yang pernah hidup dalam sejarah, menderita narsisme. Jika ia secara emosional waras dan memperhatikan sungguh-sungguh apa yang kami katakan, maka ia tidak akan pernah melakukan kejahatan yang sedemikian keji seperti itu. Kita perlu menyebarkan pesan kita lebih kuat lagi untuk menghentikan Breivik-Breivik berikutnya.

Untuk setiap aksi pasti ada reaksi. Jika anda memukul seseorang berulangkali, maka ia akan balik memukulmu. Orang-orang Muslim menyerang dan membunuh non-Muslim di banyak negara dan tindakan mereka itu semakin meningkatkan kekerasan sebagai reaksi balik dari non-Muslim.  Bodoh sekali jika berpikir serangan yang dilakukan oleh orang-orang Muslim itu akan selamanya dibiarkan tanpa perlawanan. Korban-korban mereka sedang bereaksi dan merespon kekerasan dengan kekerasan yang lain. Ingatlah bahwa Perang Salib itu merupakan reaksi terhadap jihad. Ketika pada tahun 2002 orang-orang Hindu Gujarat melakukan kerusuhan, membunuh orang-orang Muslim, dan membakar mesjid-mesjid dan toko-toko mereka, itu terjadi karena orang-orang Muslim telah membakar sebuah kereta api yang berisi para peziarah Hindu serta membunuh hampir 80 orang wanita dan anak-anak.

Nigeria, negara dengan populasi penduduk paling besar di Afrika, telah menyaksikan ratusan ribu orang mati dalam kekerasan yang terjadi antara Kristen dan Muslim sejak negara ini memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1960. Ketika anggota-anggota dari dua iman yang berbeda ini saling membalas satu sama lain, kita tidak boleh melupakan fakta bahwa orang-orang Muslimlah yang memulai kekerasan ini dan orang-orang Kristen bereaksi terhadap kekerasan itu.

Masyarakat di negara-negara yang berada di bawah serangan orang-orang Muslim menjadi radikal. Radikalisasi ini bukan karena Wafa Sultan dan saya mengatakan bahwa Islam itu jahat. Mereka menjadi radikal sebagai respon atas kekerasan yang terus-menerus dilakukan oleh orang-orang Muslim. Dalam waktu-waktu yang genting seperti ini, suara-suara yang keluar dari akal sehat harus semakin nyaring diperdengarkan. Di satu sisi, orang-orang Muslim tengah merubah negara-negara non-Muslim menjadi daerah-daerah kumuh dan wilayah-wilayah konflik. Mereka menolak untuk berintegrasi. Mereka membangun getto-getto dan zona yang tidak boleh dimasuki oleh orang-orang lokal, termasuk polisi. Mereka menyerang non-Muslim, memperkosa wanita-wanitanya dan coba memberlakukan gaya hidup Islami mereka pada yang empunya tanah. Pada sisi lain, sekutu kiri mereka membantu mereka. Bersama-sama mereka bekerja untuk menghancurkan peradaban Barat. Ada batasan sejauh mana seseorang bisa menahan beban. Orang-orang Muslim mengintepretasikan toleransi sebagai tanda kelemahan dan akan semakin meningkatkan kekerasan mereka. Reaksi dari korban-korban mereka adalah sesuatu yang natural. Sejauh ini, kekerasan di Eropa ada di satu sisi – dilakukan oleh orang-orang Muslim. Apabila saling balas menumpahkan darah ini terjadi di jalan-jalan, maka orang-orang Muslim akan menjadi pihak yang kalah.

Eropa sedang bereaksi, dan beberapa dari reaksi itu bukanlah hal yang menyenangkan. CBS News melaporkan,

Di Bulgaria, dukungan pada partai ultra kanan Atakpa semakin meningkat. Pada musim semi tahun 2011, massa yang marah melempari dengan batu orang-orang Muslim yang tengah berkumpul untuk sembahyang.

Di Perancis, partai ultra kanan Front Nasional tengah mendapatkan momentum dan pemimpinnya, Marine Le Pen dianggap sebagai sebuah ancaman dalam pemilihan Presiden Perancis tahun 2012. Pada bulan Desember 2010, seribu orang menghadiri sebuah konperensi yang diadakan di Paris yang digambarkan sebagai lahirnya sebuah Gerakan Anti Islam Pan-Eropa.

Pada musim gugur 2010, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa multikulturalisme “sepenuhnya telah gagal”. Pendapatnya ini keluar menyusul terbitnya buku yang dikarang oleh Thilo Sarrazin, yang berpendapat bahwa imigrasi menyebabkan kehancuran Jerman. Sebuah sentimen anti-Islam tengah berkembang pesat di Jerman.

Di Yunani, ketegangan rasial tengah berkembang di negara yang secara literal diinvasi oleh populasi imigran dari negara-negara Muslim. Partai ultra kanan telah meraih dukungan dan para imigran Muslim telah menjadi target kekerasan.

Dalam pemilihan nasional tahun 2010 di Hungaria, hampir seperempat pemilih dari kalangan muda mendukung partai ultra kanan rasis Jobbik.

Di Belanda, sentimen anti Islam berkembang dengan pesat. Untungnya Belanda memiliki seorang pemimpin seperti Geert Wilders yang memahami natur permasalahan dan bagaimana menghadapinya. Wilders menyebut Anders Breivik sebagai seorang “psikopat yang sakit”. Dalam pemilihan nasional di tahun 2010, Partai Kebebasan Wilders, meraih dukungan lebih dari dua kali lipat dari dukungan yang sebelumnya mereka peroleh. Dan partai ini menjadi partai ketiga terbesar di pemerintahan. Pemerintah Belanda yang berkuasa saat ini sangat memperhitungkan keberadaan Partai Kebebasan di parlemen.

Di Rusia, nasionalisme yang dibarengi dengan kekerasan semakin bertumbuh sejak runtuhnya Uni Sovyet. Yang terbanyak memperlihatkan dirinya dalam bentuk serangan terhadap para imigran dan orang-orang yang berasal dari wilayah Kaukasus Rusia yang tengah bergejolak. Namun orang-orang nasionalis juga turut bertanggungjawab atas serangan-serangan besar, termasuk pengeboman tahun 2009 di kereta Express Nevsky yang tengah melaju dari Moskow menuju  Saint Petersburg, yang menyebabkan 27 nyawa melayang. Tiap tahun, kelompok ultra kanan melakukan sebuah rally di Moskow, dengan peserta ribuan orang-orang nasionalis dan skinheads.

Di Swedia, partai Demokrat Swedia yang anti-imigrasi, menang 5,7 persen pada pemilu tahun 2010, dan untuk pertama kali duduk di parlemen. Kendati keberhasilan partai itu dianggap hanya akan berlangsung dalam periode yang singkat, sebuah serangan teroris yang terjadi di pusat kota Stockholm telah menyebabkan lahirnya kelompok-kelompok anti-Islam ultra kanan yang baru.

Di Inggris, Liga Pertahanan Inggris/the English Defence League (EDL), merupakan partai anti-Islam terakhir yang tetap bertahan di Inggris. Berbeda dengan Front Nasional yang bersifat anti-Semitis dan rasis, EDL mengklaim bahwa ia hanya didirikan untuk menentang ekstrimis Muslim, hukum Syariah dan imigrasi Muslim yang lebih besar.

EDL pertama kali mengorganisir demonstrasinya yang pertama di Luton, sebagai respon atas protes menentang para tentara yang baru kembali dari Afghanistan oleh kelompok ekstrimis Muslim al-Muhajiroun.  EDL sudah banyak kali berkonfrontasi dengan para jihadis Muslim, dan kondisi ini diperkirakan akan terus meningkat, dan sebagai hasilnya akan lebih banyak lagi kekerasan yang terjadi.

Orang-orang Eropa yang toleran dan cinta damai perlahan-lahan menjadi bersikap tidak toleran. Jika sentimen ini tidak diarahkan sebagaimana yang dilakukan oleh Wilders di Belanda, maka ia akan memanifestasikan dirinya sebagai rasisme dan xenophobia, sebagaimana yang terjadi di Bulgaria, Hungaria dan Rusia.

Kita melakukan kesalahan fatal jika menganggap kemarahan orang-orang Eropa ini terjadi oleh karena sebab-sebab yang lain, dan bukan sebagai akibat dari invasi Islam; dan adalah kebodohan jika kita mencoba untuk menekannya. Reaksi ini merupakan hal yang wajar dan natural. Ia tidak akan pergi begitu saja. Menekannya akan membuatnya meledak. Aku sudah memprediksikan hal ini sepuluh tahun yang lalu. Orang-orang Eropa sudah bisa merasakan ancaman Islam. Orang-orang Muslim dengan sangat jelas menyingkapkan tujuan mereka, yaitu untuk menaklukkan dan mendominasi tuan rumah dan bahkan memperkosa wanita-wanita mereka (bukankah ini juga yang dilakukan oleh massa Muslim yang beringas saat memperkosa ratusan wanita Tionghoa Indonesia dalam Tragedi Mei 1998? Red.).

Sementara anda  menonton video ini, orang-orang Muslim telah memperkosa para wanita yang menjadi tuan rumah dari negara-negara dimana sekarang mereka berada, dan itu telah memperlihatkan kepada kita sebagian gambar dari hal-hal yang kelak akan terjadi.

Seorang wanita Swedia diperkosa oleh para imigran Muslim di negaranya sendiri

Jadi engkau berpikir bahwa tak ada dari hal-hal ini yang akan menimbulkan kemarahan non Muslim, tetapi sebaliknya mereka menjadi marah hanya karena saya mengatakan bahwa orang-orang Muslim melakukan kejahatan-kejahatan itu karena Muhammad memerintahkan mereka untuk melakukannya?

Daripada hanya sekedar mempersalahkan reaksi, mari kita melihat pada alasannya. Alasan dari intoleransi ini adalah Islam dan kaum kiri serta pemerintah-pemerintah multikulturalisme yang mengontrol media dan yang dengan kebebalan mereka terus-menerus menyangkali ancaman ini. Penyangkalan hanya akan memperbesar masalah. Aku tidak menentang multikulturalisme, tetapi Islam adalah budaya yang sama dengan fasisme, komunisme dan Naziisme.

Masalahnya adalah Islam. Islam tidak bisa direformasi, ia tidak bisa dijadikan moderat dan ia tidak bisa tinggal bersama-sama dengan ideologi-ideologi lainnya. Masalahnya disebabkan oleh orang-orang Muslim, dan determinasi mereka untuk mendominasi dunia – sebuah pesan yang mereka sampaikan bukan dengan suara lembut, tetapi dengan suara yang keras dan jelas.

Islam adalah penyakit kanker. Ia harus dihentikan. Ada 2 cara untuk menghentikan kanker: pencegahan dan operasi. Aku dan Wafa mengusulkan pencegahan. Jika pesan kami diabaikan maka kanker ini akan terus menyebar dan akan ada lebih banyak lagi kekerasan. Kita tidak bisa menekan reaksinya. Kita hanya bisa menghilangkan penyebabnya. Jika waktunya sudah habis, maka operasi perlu dilakukan, yang artinya terjadi pertumpahan darah dalam skala yang belum pernah disaksikan oleh generasi kita.

Kita masih punya waktu untuk menghentikan kegilaan ini. Kita bisa melarang Syariah, menutup mesjid-mesjid, mengirim pulang orang-orang Muslim radikal ke tempat darimana orangtua dan kakek mereka berasal, dan mengumumkan Islam sebagai ideologi yang ilegal. Kita dapat memberikan dua pilihan kepada orang-orang Muslim: Integrasi atau Demigrasi. Tinggalkan kamusmu. Sekarang perkataanku harus didengar. Maksudnya adalah hal yang sebaliknya dari imigrasi. Orang-orang Muslim harus dikirim pulang ke tempat darimana mereka berasal. Ini adalah pencegahan. Jika kita tidak melakukan apa-apa, jika kita mengijinkan mereka untuk bertumbuh dan berkembang biak di negara-negara non-Muslim serta membiarkan perilaku barbar mereka, maka radikalisasi dari non-Muslim tidak akan bisa lagi dielakkan.

Bukan aku yang menyebabkan kemarahan ini. Ini disebabkan oleh orang-orang Muslim sendiri. Yang bisa kulakukan adalah mencoba menyalurkannya supaya kemarahan itu tidak menjadi kekerasan. Aku bisa membuat orang-orang menyadari bahwa orang-orang Muslim pun sebenarnya adalah korban juga dan karena itu musuhnya adalah Islam. Ideologi inilah yang kita perangi, dan bukan orang-orang Muslim. Pertempuran ini harus dilakukan melalui pena, bukan dengan peluru. Sebagaimana yang dikatakan oleh Zoroaster, kita memerangi kegelapan dengan terang. Kita tidak mengacungkan pedang melawannya.

Kita harus dengan sepenuh hati mengkonfrontasikan sekte yang jahat ini dan mencabut akarnya. Kita harus menolong orang-orang Muslim agar bisa melihat kebohongan-kebohongan Muhammad sehingga mereka dapat meninggalkan bidat demonis ini. Jika kita menolaknya, kita harus menendang mereka keluar. Jika anda ingin menyembah Setan, pulanglah ke lubang neraka darimana engkau berasal. Sekali dunia berdiri menentang Islam, maka kebanyakan dari mereka akan meninggalkan Islam. Ingatlah bagaimana saat pertama kali Islam berkembang, yaitu melalui kekerasan dan pemaksaan.

Kita harus menghentikan kekerasan, tetapi kita pun harus menghindari sikap hanya ingin menyenangkan pihak lain. Orang-orang Muslim menafsirkan sikap menyenangkan pihak lain sebagai tanda kelemahan. Mereka memahami makna kekuatan. Disinilah Geert Wilders berdiri dan selama ia tetap berpegang pada kebijakan ini, ia mendapatkan dukungan penuh dariku. Breivik tidak mendengarkan apa yang saya katakan. Ia telah menjadi bagian dari masalah. Dan jika anda mencoba untuk membungkamku, maka akan muncul lebih banyak lagi Breivik. Tetapi jika engkau menyebarluaskan pesanku ini, akan lebih banyak lagi Wilders. Itulah sebabnya mengapa pesan ini sedemikian genting bagi perdamaian dunia. Tanpa itu, akan ada lebih banyak lagi kekerasan dan bahkan perang sipil, dimana orang-orang Muslim akan mengalami kekalahan. Kegilaan ini harus dihentikan dan aku adalah orang yang melakukan sesuatu untuk menghentikannya, sementara engkau dan sekutu kirimu justru yang menjadi penyebab dari kekerasan itu.

Kita tidak menginginkan Islam. Pergi dan praktikkan itu di negara-negara Islammu. Engkau sudah menghancurkan lebih dari lima puluh negara dan merubahnya menjadi rumah-rumah kegilaan dimana kebiadaban memerintah. Engkau tidak dapat hidup di negara-negara Islam. Engkau melarikan diri dan datang ke sini ke Barat, tetapi engkau turut serta membawa penyakit Islammu. Jika engkau mau datang, tinggalkanlah penyakitmu itu di belakang.

Jika engkau ingin ada di sini, jadilah bagian dari dunia kami. Tanggalkan kebencianmu dan bergabunglah dengan kami sebagai sesama manusia. Jika engkau tidak bisa menyingkirkannya, menjauhlah dari kami. Jika kegilaanmu itu lebih kuat dari kemanusiaanmu, segeralah pulang. Pulanglah dari negeri ini dan kembali ke tempat darimana engkau berasal.

Sumber: www.indonesian.alisina.org