Masalah Besar Dengan Kredo Islam,"Tiada Tuhan Selain Allah." Yang Mana Tuhan Yang Mana Allah?

Oleh: RAM KAMPAS 

Gambar Allah (Sang Dewa Bulan) tengah dikelilingi oleh ke-3 Puteri Allah (Al Lat - Uzza dan Manat)

Banyak hal yang bisa dibicarakan disini, dan akan membawa kepada kupasan akademis dan teologis yang sangat jauh. Tetapi Tuhan yang benar selalu bisa dikenal secara sederhana oleh semua anak-anakNya, bukan hanya monopoli para ahli agama seperti yang sering dipahami oleh Muslim kebanyakan. Tuhan Semesta ingin diriNya dapat dikenal oleh umat-Nya secara bersahaja, dan telah menyajikan sarana yang cukup agar Dia-lah yang disembah dan bukan tertipu oleh sosok tiruanNya. Ia pertama-tama telah memberikan kepada kita batin nurani terdalam untuk mampu membedakan setan yang Maha Jahat dengan diriNya yang Maha Baik, betapapun itu disamarkan oleh setan. Juga beberapa ciri pokok, sederhana dan universal tentang BEING, DOING, dan JATIDIRINYA yang tidak bisa didustakan oleh setan se-lihai manapun. Kejelian, keheningan, dan keterbukaan batin yang lurus diperlukan untuk merasakan beda kehakikian hakekat Tuhan dibandingkan dengan kepalsuan dan akal-akalan yang dimainkan setan.

Apabila Tuhan berkata Ia Mahabenar dan Mahakudus, maka Ia tidak berkata asal-asalan, atau mereduksikan maknanya dengan “sekedar benar” dan “baik-baik dan soleh”, atau berslogan-ria, melainkan sungguh mutlak kudus tanpa cacat dan dusta. Dan itu diperlihatkannya lurus lewat setiap ayat, perilaku dan janji-Nya tanpa bermain dalam perkecualian, bahkan terhadap Nabi-Nya sendiri. Dan manakala Tuhan mengatakan diri-Nya Mahakasih, Ia tidak mereserve-kan anak-emas dan anak-tiri untuk dispekulasikan oleh umat-Nya, melainkan universal untuk semua anak manusia. Ia menurunkan panas, hujan, embun dll yang sama kepada anak baik dan anak jahat. Tetapi awas, itu saja bukan bukti dari MahakasihNya yang universal. Melainkan bukti bahwa Ia adalah Tuhan yang bertanggung jawab secara baik atas segala karya ciptaanNya. Itu adalah sarana dasar menunjang kehidupan yang Ia adakan. 

Jadi apakah bukti Mahakasih Tuhan? Ya, jawab dulu apakah bukti sejati Anda mengasihi anakmu? Memanjakan dan memberi dari kelebihan uangmu? Hanya sayang kepadanya tatkala ia baik-baik dan manis-manis terhadap Anda? Tidak! Itu belum habis-habisan menguras “resources” Anda. Tetapi lain halnya tatkala Anda tetap mengasihinya SEKALIPUN Anda prihatin bahwa ia jadi perampok dan pemberontak terhadap Anda. Bahkan ketika sang anak terancam, Anda rela berkurban jiwa baginya! Itulah! Kasih Tuhan yang MAHA bukan ajangnya slogan kosong pada mulutNya. Juga bukan sekedar menurunkan berkat bagi segolongan manusia yang hanya baik-baik melakukan rukun ibadah atau taat kepadaNya. Tuhan belum Mahabaik ketika Dia memberi Anda berkat dari kelebihan kuasaNya yang memang melimpah tiada tara. Ia belum “habis-habisan” memberi. Tuhan hanya (only and only) terbukti Mahabaik bilamana Ia sendiri rela berkurban nyawa bagi manusia berdosa yang hukumannya adalah mati! (Roma 6:23). Itu sebabnya Ia “menuzulkan Firman dan RuhNya” menjadi manusia Yesus (4:171) yang berkurban nyawa (tersalib) demi menebus nyawa kita semuanya yang diharuskan mati! Azaz Qisas yang berkeadilan “nyawa ganti nyawa” hanya bisa dipenuhi sendiri oleh Tuhan dalam membela kasih-Nya. Dan itulah yang Dia berikan/tawarkan kepada umat manusia yang dikasihiNya.

Jadi, setiap kita – bodoh atau berilmu, soleh atau najis – sesungguhnya mampu merasakan, menyaksikan dan mencernakan sifat-sifat dari Tuhan Semesta. Ia bukan Tuhan yang semu, acak dan kontradiktif, yang hanya sekenanya membunyikan tong kosong (baca: tak waras) tanpa sungguh hati memperlihatkan substansi dari apa yang diklaimNya.

Misalnya seperti yang dikatakan Ali Sina, tak ada Tuhan yang waras yang akan mengirimkan sebuah agama untuk memecah-belah manusia. Tak ada Tuhan sejati yang akan memberikan instruksi pada sebuah kelompok untuk membenci kelompok lainnya hingga kepada penumpasannya sepanjang sejarah. Tak ada Tuhan yang setelah mengizinkan hadirnya pelbagai kepercayaan/agama untuk bebas dianut orang (dan perangkat batin dan akal untuk memilahnya), lalu serentak memerintahkan pembunuhan kepada yang ingkar dan murtad dari salah satu agama…

Tetapi Ali Sina berkata: itulah yang terjadi pada Allahnya Islam! Ia akhirnya memilih menjadi murtad dan berkata sebagai berikut:“Tak ada Tuhan yang bisa sejahat tuhan-nya (Allah swt) yang diberitakan oleh Muhammad. Allah bukanlah Tuhan (seperti yang di syahadatkan Islam). Ia awalnya dikenal sebagai Dewa Bulan yang disebut Hubaal (Ha Baal dalam bahasa Ibrani). Muhammad kemudian membentuk ilah ini sesuai dengan gambarnya sendiri. Sama seperti yang menciptakannya (yaitu Muhammad), Allah juga adalah seorang yang narsistik. Muhammad mengatakan bahwa Allah adalah:

khairul mâkerin, (Penipu daya terbesar)  3:54,

al mutakabbir (Yang sombong, takabur) 59:23 ,

al jabbâr (Yang memaksa, penindas, tiran) 59:23,

al qahhâr (Yang menaklukkan) 13:16, 14:48, 38:65, 39:4, 40:16 ,

al khâfid (Yang merendahkan) 95:5,

al mudhell (Yang menghina) 3:26,

al mumit (Yang mematikan) 3:156, 7:158, 15:23, 57:2,

al muntaqim (Pembalas dendam) 32:22, 43:41, 44:16,

al mua’khkhir (Yang menangguhkan) 71:4 dan

ad-dârr (Yang menimpakan kemudharatan) 6:17.Tidakkah semua itu adalah gelar dan zat yang bersifat satanik?”

 

Tetapi awas, setan itu sejuta kali lebih hebat dari Anda dan saya. Ia yang dicap oleh Tuhan sebagai “Bapak Segala Penipu” mudah sekali membantah dan membelokkan gelar-gelar satanik ini seolah menjadi bersifat “kehebatan dan keagungan” dari Allah Ta’alah. Akan tetapi jikalau begitu, Muslim seharusnya melihat sifat-sifat dan zat Allah yang dualistis ini sebagai bagian dari duplikat (atau yang sudah terlumur) dengan sifat dan zat Setan itu sendiri!? Ya, tidak heran ada “ayat-ayat setan” yang diakui sempat tersusupi ke dalam Quran, sekalipun Muslim percaya bahwa ayat-ayat setan itu akhirnya dibersihkan oleh Allah SWT (padahal Allahnya sendiri tetap masih Khairul Maakiriin yang per definisi tidak perlu meralat apapun) dengan berkata: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu” (22:52). 

Namun wahyu ini jelas bermasalah sendiri! Ia justru merupakan bukti ekstra dari ayat yang telah tersusupi setan, yang mana dipakai Muhammad untuk membela dirinya (yang kesusupan) dengan mengeneralisasikan bahwa semua nabi dan rasul sebelumnya juga kena susupan ayat-ayat setan. No! Tak ada nabi Abraham, Ishak, Yakub, Musa hingga Yahya yang pernah kesusupan ayat-ayat setan, apalagi Yesus yang justru paling ditakuti setan, penengking si Penghulu Setan Beelzebul (Lukas 11:14 ff). Ke-mahakudusan Firman tidak akan tercampur dengan kenajisan setan dimanapun ia ditempatkan, apalagi dihati nabi-nabi ketika mereka sedang ternuzul Kalimat-KudusNya! Tuhan tidak perlu bekerja detektif untuk membersih-bersihkan kotoran sisipan setan disepanjang era kenabian.

 

“TIADA TUHAN SELAIN ALLAH”, SYAHADAT YANG MENYUSUPKAN RUH SETAN KE DALAM TUHAN?

Pada prinsipnya, manusia tidak mempunyai kapasitas untuk membedakan mana Tuhan dan mana Setan yang menyamar sebagai tuhan-tuhanan. Setan adalah mahkluk roh yang paling berkuasa setelah Tuhan. Pada kenyataannya, setan punya sejuta cara untuk bersiasat. Setiap manusia akan dikalahkannya dengan gampang bilamana orang tersebut tidak disertai Tuhan. Tetapi dihadapan Tuhan Yang Sejati, semua usahanya itu sangat mudah disudutkan dan ditelanjangi. Sesungguhnyalah, beberapa perangkat sederhana telah Tuhan siapkan bagi kita untuk membongkar petak-umpet penyamaran setan dan iblis. Itu adalah kepentingan Tuhan yang Mahapeduli kepada kita menyangkut kehidupan kekal kita di dunia dan akhirat. Muslim memang telah belajar cukup banyak tentang “Allah”nya, namun terus terang saja, mereka belajar alangkah sedikitnya dan dangkalnya tentang oknum ruh setan. Salah satu kendalanya adalah bahwa Muhammad dan Muslim telah di-discouraged/dihambat oleh Allah sendiri untuk belajar masalah yang berurusan tentang ruh: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: "Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (17:85).

Akan tetapi Alkitab justru sangat mendorong manusia yang sombong dan sering lengah itu agar lebih rajin menguji setiap ROH, demi tidak tertipu kelicikan setan dan iblis:

“Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Tuhan”…

“Sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang”

(1Yohanes 4:1; 2Kor 11:14).

Maka mari kita berendah hati dan menyimak beberapa pokok ujian yang telah Tuhan siapkan dalam Kitab-kitab-Nya untuk memilah Tuhan Sejati dengan Setan dalam ujud tuhan jadi-jadian:

1. Setan mencoba mengganti atau mengaburkan nama dan jatidiri Tuhan, sehingga manusia tidak mengenal siapa Dia-Nya. Carilah itu oknum penyesat yang menggantikan nama pribadi Tuhan Sejati!

Benar, nama dan sosok pribadi Tuhan tak pernah akan dikenal oleh mahluk-Nya jikalau Dia sendiri tidak memperkenalkannya. Ini rumus dan aksoma mati. Alkitab berkata: “YAHWEH telah memperkenalkan diriNya” (Mazmur 9:17). “Aku adalah Aku…YAHWEH, Elohim leluhurmu, Elohim Abraham, Elohim Ishak dan Elohim Yakub… itulah nama-Ku untuk selama-lamanya…”  

Tuhan Elohim yang bernama Yahweh, telah diperkenalkan dan dicantumkan oleh Tuhan sendiri hampir sebanyak 7000x diseluruh Alkitab. Ini tidak pernah dibantah oleh siapapun sebelumnya. Namun tiba-tiba Muhammad datang dan mengubahnya menjadi ALLAH. Padahal dia pula yang berkata, “Allahku dan Allahmu adalah satu?” Tentu ini penyesatan yang luar biasa. Dapatkah Tuhan ujuk-ujuk diganti nama-Nya? Dengan menggantikan nama Sang Pencipta Yahweh yang satu-satunya, kini setan dapat leluasa mengklaim “Allah” yang dimirip-miripkan Yahweh itu sebagai apa saja, karena yang dibicarakan adalah Tuhan yang berbeda! Itu sebabnya nama pribadi allah baru ini dimunculkan Quran secara misterus tanpa melalui perkenalan khusus dari mulut Tuhan sendiri kepada kaum Arab.

Jadi siapakah itu Allah yang nama-pribadinya muncul mendadak di Quran, tanpa diketahui kapan dan dimana NAMA itu pertama kalinya dimunculkan dalam Quran: surah mana dan ayat berapa? Setan – mau tidak mau—memang harus menyamarkan/mengganti nama YAHWEH secara total, agar manusia bisa ditipu dengan Ilah yang dimirip-miripkan sifatnya dengan Yahweh. Toh semua sifat-sifat  Ilah didunia ini praktis sama (atau bisa diarahkan sama) sehingga setan leluasa memilih Ilah yang akan diorbitkan sebagai tuhan, tanpa usah mengusik sosok yang ditakutinya: YAHWEH. Sebab setan pasti akan dilabrak habis apabila ia berani menghujat nama Yahweh yang Mahakudus dan Benar itu sebagai: “Yahweh itu ‘Khairul Maakiriin’ (Penipu Terlicik, Qs.3:54). Para ahli tahu bahwa pada awalnya  Muhammad sempat bingung tentang nama pribadi Sesembahan-nya. Semula, dalam semua Surah-surah yang paling awal, Muhammad hanya menggunakan sebutan RABB (978 x) bagi Tuhannya (a.l. Surat 54, 55, 56, 68, 75, 78, 83, 89, 92, 93, 94, 99, 100, 105, 106, 108, 113, 114, termasuk 5 ayat pertama dari wahyu pertama di gua Hira dll). Kemudian baru diselingi nama AR-RAHMAN (376x menyontek nama Ilahnya orang Yemen, Yang Mahapengasih/Pemurah, lihat al.13:30; 21:36; 21:42 dll). Dan baru kemudian Muhammad memunculkan nama ALLAH (2697x). Namun tak ada sarjana Muslim yang sanggup mencari urutan kronologisnya di Quran! Maka kapan persisnya nama “Allah” disebutkan pertama kalinya dalam pewahyuan Quran (dari mulut Allah sendiri) menjadi hal yang termisteriuskan selamanya!

2. Setan, harus menyodorkan satu oknum yang bukan Tuhan sebagai allah betulan. Itu sebabnya setan menslogankan secara tepat: “Tiada Tuhan selain Allah” (La illaha ilallah). Namun dimanapun, hadirat Allah yang satu ini tidak bisa ditampakkan hadir dalam sejarah manusia, kecuali hanya dalam klaim!Karena hanya sebuah mahkluk, setan hanya bisa mengandalkan klaim kosong sepihak (bukan bukti) untuk menjadikan dirinya tampak seperti Allah betulan. Lihat, semua ayat Quran juga hanyalah hasil tuturan berantai dimana satu orang Muhammad dibuat mengklaim Jibril yang mengklaim Allah, tetapi baik Jibril maupun Allah tidak menyertakan bukti-dirinya dengan saksi mata. Muhammad ketika ditantang tentang saksi ilahiahnya, ia kalah dengan si penantangnya. Ia hanya mampu mengatas namakan Allah yang bisa diucapkan oleh orang siapa saja: "Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu” (29:50). Tetapi pernahkah Allah SWT sendiri berwahyu verbatim dan  langsung dengan Muhammad?

Allah SWT tidak tampak bermanifestasi untuk dikenal oleh Nabi maupun umat-Nya: “Tidak ada bukti dan dokumentasi apapun tentang eksistensi ALLAH ini dan memang mustahil bisa membuktikan Allah”, demikian surat pengakuan sertifikasi Al-Azhar Al-Sharif Islamic Research Academy di Cairo, 27 Des. 1998.  Ini tentu pengakuan yang putus asa, mengingat Allah SWT pernah berkata tentang kehadiran-Nya yang begitu intim kepada umat-Nya: “… dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (50:16).

Sebaliknya, Tuhan Elohim Sejati tampak hadir dalam nyala api ketika bercakap-cakap berhadapan muka dengan Musa. Bukan klaim hantu yang menyamar “allah”. Yahweh mengutus Musa dengan sebuah tongkat Yang mewakili Mahakuasa-Nya. Begitu pula Ia hadir dalam bentuk tiang awan dan tiang api untuk melindungi umatNya keluar dari Mesir. Bahkan ketika Yesus dibaptis, langit yang terbelah, suara Tuhan yang bermaklumat, dan turunnya Rohkudus, semuanya dinyatakan terbuka kepada dunia dengan para saksi mata.

Keabsenan Allah SWT dalam seluruh perjalanan sejarah manusia Muslim, sejak Muhammad hingga sekarang, menjadikan tanda tanya besar yang makin valid bahwa Allah SWT itu memang fiktif (rekaan setan Jibril yang mengatas-namakan Allah) hingga Islam tidak sanggup menunjukkan keberadaan Allahnya!

3. Dihadapan Tuhan, setan tak berkuasa adikodrati apapun, baik mukjizat maupun nubuat Ilahi. Akibatnya setan hanya sanggup menyodorkan kuasa -mediocre yang semu dengan pelbagai klaim dan akal-akalan dramatisasi. Tangkaplah gejala itu!

Lihatlah jeli-jeli yang satu ini. Dimanapun diseluruh Quran, Allah, Jibril, maupun Muhammad tidak pernah sekalipun tampil membuktikan kuasa-mukjizat adikodrati-Nya diantara kaumnya di Arabia. Mereka berdalih cukuplah Quran membuktikan semuanya. Dramatis. Tetapi bukankah Taurat dan Injil juga bagian dari Induk Kitab, dan mereka tidak pernah dikategorikan sebagai kuasa mukjizat oleh Muhammad? Malahan Kitab-kitab tsb tetap perlu diteguhkan dengan kuasa adikodrati–extra dari nabi-nabi SEJATI yang membawakannya? Bagaimana kalau Mirza Gulam Ahmad memproklamirkan diri dan Tadzkiroh-nya sebagai nabi dan wahyu terakhir yang mengungguli Islam? Bagaimana dengan Salamullah Lia Aminuddin dll nabi mutakhir nanti yang dianggap sesat? Apakah mereka dapat dianggap sesat padahal Muhammad sendiripun SAMA (!) dianggap sesat oleh kaum yang membaca Kitab-kitab sebelumnya karena tidak bisa membuktikan kenabiannya? Kekurangan yang tak ter-reparasi adalah bahwa Allah SWT dan semua utusan yang diklaim (Jibril dan Muhammad ataupun Gulam Ahmad, Lia Eden) tidak punya kuasa supra natural untuk mendukung dan membenarkan suara mulutnya. Tidak tampak kedaulatan dan manifestasi Allah yang meneguhkannya.

Mereka bisa sama mengklaim dirinya sendiri sebagai Utusan Surgawi. Tetapi Yesus mengingatkan kita (Muslim khususnya): “Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar” (Yohanes 5:31), padahal setiap perkataan Yesus adalah wahyu dan Injil. Ini menampar ayat-ayat yang keluar dari mulut Muhammad yang berulang-ulang menabikan dirinya sendiri. Itu belumlah wahyu bilamana itu disaksikan oleh Muhammad sendiri tanpa ada saksi-mata dan kuasa Tuhan yang turut menyaksikannya. Tidak ada Nabi terdahulu yang mengurapinya. Tidak ada otoritas Tuhan yang menyaksikan kerasulan dirinya…

Ini kontras dengan Yahweh, Gabriel, dan Yesus, bahkan para nabi Tuhan sebelumnya! Lihatlah, betapa kuasa Tuhan dicurahkan kepada utusan-Nya untuk mendukung keabsahan kata-kata yang disampaikan. Apa kuasa ditangan Malaikat Gabriel yang dikisahkan di Injil (sampai-sampai juga dicatat Quran) ketika menemui Zakaria dan Maria? Gabriel memberi maklumat bahwa dua perempuan yang mustahil dapat beranak -- yang satu mandul tua , yang lain gadis perawan-- akan langsung hamil! Dan diatas semua kemustahilan, terjadilah kuasa mukjizat itu persis sesuai dengan yang dinubuatkan-nya!  Pelajari pula betapa Tuhan Elohim selalu bermukjizat kepada bani Yahudi via Musa dan Yesus dll.

Ditengah absennya pembuktian adikodrati yang hanya dimiliki Tuhan Semesta, apa yang setan lakukan untuk menyiasati bahwa Allah SWT dan Jibril juga bermukjizat ilahi? Ya, setan menampilkan “kuasa-semu dalam Quran” dengan mendongengkan pelbagai ragam mukjizat Allah lewat Nabi-nabi dan Jibril, seolah-olah itu milik Allah SWT. Padahal itu semua samasekali bukan milik Allah SWT abad ke-7, melainkan milik Yahweh sebelum abad ke-2! Alkitab Yahweh dijadikan rujukan “retelling stories” bagi Quran guna penyesatan. Merasa itu tidak cukup meyakinkan, maka belakangan dimunculkanlah banyak Hadis Muhammad yang tidak malu-malu mengklaim kehebatan Muhammad dalam bermukjizat yang tidak kalah dari Yesus!Zaky Rawdat berkata: “Tunjukkanlah kuasa mukjizat Allah Swt, Jibril As dan Muhammad Saw kepadaku, maka aku akan menunjukkan kepadamu siapa gerangan mereka!”

4. Bagaimanapun, setan yang jahat dan haus darah harus ditampilkan sebisa-bisanya sebagai wajah Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ya, setan harus “berwajah” Allah, jikalau ia ingin menduduki kursi Allah. Namun ia gagal menyembunyikan naturnya yang maha pokok, yaitu pembunuh manusia: “Ia (Iblis) adalah pembunuh manusia sejak semula” (Yohanes 8:44). Ini berbahaya untuk diketahui oleh manusia. Oleh karena itu Iblis menjaga betul agar jatidiri-asali ini jangan sampai tampak telanjang terbuka. Ia membungkusnya dengan kata bersayap: “Janganlah membunuh, kecuali/ tetapi….” (2:191; 4:92; 25:68; 5:32; 8:17 dll), Tetapi pepatah mengatakan:”The devils are in the details” (setan bersembunyi dibalik perkara-perkara kecil), dan perkecualian yang tampak dikecil-kecilkan  inilah yang selalu dibelokkan Islam menjadi pembunuhan yang dihalalkan, asal demi Islam!

Sebagai Ilah yang berlabel Mahapengasih dan Penyayang, iapun harus ada “tampak tampil” di Quran, walau terseok-seok. Akibatnya ditambahilah 112 statement pembukaan di setiap Surah, teks yang berbunyikan kasih sayang: “Bismillaahir rahmaanir rahiim”. Sayangnya 112 “basmallah” itu bukan ayat dari mulut Allah, melainkan “buah-tangan kotor ilah” yang turut diizinkan berkibar dan masuk ke dalam pelataran Quran. Cek kasih-sayang yang kosong?

Kita sudah tahu bahwa Kasih, apalagi Mahakasih, harus dibuktikan dengan pengorbanan diri yang universal dari sang Pengasih, bukan secuil kasih disana atau tebang-tebang pilih kasih disini. Dan inilah yang menjadi tolak ukur yang ditakuti oleh setan karena dia tidak bisa melakukannya dengan konsisten, sebab  natur-nya memang terbalik. Sejak kapan Muslim menyaksikan Allahnya mengurbankan sesuatu diriNya bagi Muhammad, atau Muhammad mengurbankan dirinya bagi umatnya atau bagi semua isteri-isterinya?

Allah SWT bertubi-tubi mengklaim diriNya Mahapengasih dan Penyayang. Nyatanya Ia hanyalah sesosok  Ilah yang justru tidak peduli. Ia berkata: “Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki” (14:4). Ia justru tidak mengasihi para kafir, musyirik, Yahudi dan Nasrani, melainkan memprovokasi agar mereka HARUS dimusuhi/ dikerasi/dilaknati /diperangi/ ditawan/ dipancung/ dibunuh [4:76, 89, 91, 144; 2:190-3; 5:51; 8:12, 39, 60, 67, 73, 123; 9:5, 14, 29, 30; 22:19-22; 33:61; 47:4; 66:9; 98:6 dll]. Bacalah ayat-ayat besi dan darah yang disamar-samarkan itu. Apa yang terjadi diseluruh dunia saat ini memperlihatkan betapa setan dan jin Islamik sedang menuai-darah kematian dimana-mana, baik dikalangan “musuh-musuh Allah” maupun “sesama kawan-kawan Allah” yang dianggap kafir oleh pihak yang lebih berkuasa! Dan pembunuhan ini diputar-balikkan sebagai “Demi Islam, agama Allah yang penuh kasih sayang!”

5. Setan bercirikan total-penipuan!

Tuhan Alkitab mutlak berkata, dan berulang kali memutlakkan pernyataan-Nya: “Elohim yang tidak berdusta”.

“Elohim tak mungkin berdusta”

“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya.

Jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.

Apa yg lebih dari pada itu berasal dari si jahat” (Mat.5:37).

Dalam Alkitab, tidak ada seorangpun yang pernah didustakan oleh Elohim! Tetapi aneh dan mengusik dalam Quran, bahwa semua orang Yahudi, yang jahat maupun yang baik (termasuk para murid Yesus dan Maryam sekalipun) telah ditipu oleh llah yang terus terang menyatakan bahwa Allah SWT adalah OKNUM sebesar-besar penipu daya, Khairul Maakiriin (3:54, 8:30). Allah secara diam-diam telah mendustakan semuanya secara luas dan dalam: dalam kehidupan social sehari-hari(!). Dalam rumah tangga (!) Dalam medan perang (!) Sungguh mengerikan, dan sekaligus konyol!

“‘Aku tidak menganggap seorang pembohong jika tujuannya untuk menyatukan orang, dan tidak pula terhadap mereka yang berbohong selama perang, atau mereka yang berbohong pada istri atau suaminya dengan tujuan untuk tetap bersatu.” (Muslim, Birr 101; Musnad Ahmad Ibnu Hanbal 6:403, 404, 459, 461).

Muhammad mengikuti “Allah”nya dengan berkata: “war is deception.' Perang adalah tipu-daya (Tabari VIII:23).

Tetapi Allah mana yang berdusta dan meng-endors pendustaan? Jawabnya hanya satu dan sungguh sederhana saja logikanya. Bahwa yang perlu berdusta hanyalah seseorang yang tidak mahatahu, dan yang ketekoran sumber-dayanya. Itu pasti  bukan Tuhan yang Mahakuasa dan Mahatahu!

 

TIPUAN SETAN DISEPANJANG ZAMAN

Sama sederhananya, jikalau dulu Setan telah mendustakan Adam dengan berwujudkan seekor  ular, dan setan sukses. Lalu Maryam dan semua para Hawariyyin pengikut Yesus juga telah didustakan lewat Isa-isaan yang diserupakan Yesus, dan kembali penipuannya sukses menurut Islam. Lalu kembali setan menipu Muhammad dalam kisah termasyhur dengan nama “ayat-ayat setan” yang diakui sukses dan absah oleh para ulama terbesar spt. Ibn Ishaq, Ibn Sa’ad Muhammad ibn Jarir al-Thabari, bahkan sebagian Shahih Bukhari dll!

[Ibn Ishaq, Sirat Rasul Allah (The Life of Muhammad), pp. 165-167.[Ibn Sa'ad, Kitab Al-Tabaqat Al-Kabir, vol. 1, pp. 236-239.

[ Al-Tabari, The History of al-Tabari, vol.6, "Muhammad at Mecca", pp. 107-113.[ Shahab Ahmed, "Ibn Taymiyyah and the Satanic Verses", Studia Islamica, no. 87, pp. 67-124. [Sahih al-Bukhari: vol. 2, book 19, no. 177]

Sekalipun ini dibantah mati-matian oleh Muslim modern saat ini dengan melawan jalur sejarah yang paling obyektif dan logis. Maklum Musnad Ahmad Ibnu Hanbal membolehkan bohong, demi kesatuan Islam.

Jadi sekarang, tidakkah Setan yang sama juga 99.9% akan bisa (atau telah) sukses mendustakan Muhammad? Muhammad tidak sekalipun menguji siapa ruh Jibril yang mencekiknya di gua Hira, melainkan percaya buta saja bahwa itu adalah OTOMATIS utusan Allah? (yang bukan Ilah?)

6. Setan paling gelisah bilamana ucapan, perilaku, dan manuver-nya diteropong dengan microscope kebenaran. Dia tidak akan tahan menghadapinya. Itu sebabnya setan tidak happy atas pertanyaan Anda yang banyak dan kritis tentang dirinya dan karyanya. Tidak seperti Maryam yang diberi peluang untuk berdialog dan bertanya bebas dengan Roh Malaikat yang menemuinya, Muhammad di gua Hira telah dicegat oleh satu sosok  ruh-ilah, dengan cara  yang tidak memungkinkan dia untuk bertanya apapun.

Bayangkan dengan sense yang tepat:

Tanpa bersalam-sapa dan memperkenalkan diri, ruh yang entah dari mana datangnya ini (yang malah dikira hantu oleh Muhammad sendiri), tiba-tiba masuk ke dalam gua dan memaksa Muhammad untuk membaca sesuatu. Paksa membaca? Itu saja sudah merupakan vonis yang menghunjam langsung ke jantungnya orang yang buta huruf. Muhammad kaget semaput. Tapi ruh misterius ini bukannya menenangkannya, malahan mencekik dan men-teror Muhammad lebih dahsyat. Buyarlah seluruh kewarasannya sehingga mustahil bertanya balik seperti halnya Maryam. Sejak itu Muhammad pun dikuasai SEPENUHNYA (possessed) oleh ruh ajaib yang tanpa jati-diri, tetapi yang oleh Muslim itu diartikannya terbalik sebagai “tanda pengurapan dan pemeteraian kenabian Islam” oleh ruh Utusan Allah dari surga!

Nama “Jibril” tidak pernah muncul di Quran hingga belasan tahun kemudian. Dan itu hanya terjadi setelah Muhammad hijrah ke Medinah. Wahyu ruh terus turun hingga 2/3 Quran. Dan dikatakan bahwa disetiap malam Ramadan ruh ini selalu mereview Quran bersama dengan Muhammad berduaan, namun aneh, nama “Jibril” tetap tersembunyi. Agaknya Muhammad takut bertanya kepada Ruh yang justru tidak berkenan jikalau jatidirinya diutak-atik. Ruh memperingatkan Muhammad maupun para penyidik  kafir dengan berkata:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (17:85).

Ini adalah ayat yang menunjukkan ketidak-senangan ruh (Jibril) untuk disidik dirinya, total berlawanan dengan Alkitab yang justru mendorong orang untuk TIDAK OTOMATIS percaya ruh yang menampakkan diri, melainkan sangat perlu menguji setiap ROH, agar tidak tertipu penyamarannya!  

“Janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Tuhan”…

“Sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang” (1Yohanes 4:1; 2Kor 11:14).

Muhammad take it for granted bahwa ruh yang datang kepadanya adalah Jibril yang

berasal dari Tuhan Semesta. Namun tak ada siapa dan otoritas mana yang telah menguji keabsahan ruh-ajaib ini sebagai utusan Tuhan dan bukan setan. Hanya ide testing yang digagas oleh Siti Khadijah saja yang dapat dijadikan acuan Islam, walau sungguh menghina kemuliaan Tuhan Semesta. Soalnya testing-ruh ala Khadijah ini dilakukan dengan pendekatan “seksual jasmaniah” yang sangat memalukan: Ketika Muhammad melaporkan bahwa “Jibril” datang kepadanya, maka buru-buru Khadijah mendudukkan suaminya ke paha kirinya, lalu pindah ke paha kanannya, lalu pindah kedekapan pangkuannya (versi lain mengatakan dibawah kain Khadijah), namun sang Jibril tetap saja tak beranjak pergi. Ketika Khadijah mengeluh dan langsung melemparkan jilbab-nya (dalam posisi siap sanggama?), maka ketika itulah si Jibril menghilang karena tidak mau melihat adegan seks yang jorok! Khadijah-pun bersorak: “Horee… demi Allah itu sungguh malaikat, bukan setan!” Dengan asumsi naïf Khadijah bahwa kalau ruh itu setan, ia justru tidak akan lari dari adegan yang syuur (Sirat Ibn Ishaq, p.154).

Testing Islamik yang sungguh konyol. Tetapi yang lebih konyol lagi, hasil testing ini disetujui Muhammad, seorang Nabi Allah, dan kini disetujui oleh semua Muslim!

Alangkah bedanya Jibril ini dengan Gabriel Tuhan yang berkata penuh KUASA OTORITAS untuk berbicara tentang dirinya kepada Zakharia:

“Akulah Gabriel yang melayani Elohim dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.

Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu …karena engkau tidak percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenarannya pada waktunya.” (Lukas 1:19-20)

Kebenarannya langsung terjadi, untuk Zakharia, isterinya, dan disaksikan oleh seluruh komunitasnya!

Oleh Yahweh, tak ada yang disamar-samarkan, diplintir, dibengkok dan ditipu dayakan, ketika Ia harus menyatakan diri-Nya secara agung. Semuanya terbuka untuk disimak dan diuji. Setan berhasil mengecoh banyak Muslim karena satu hal: terlalu larut (kesirep) mempelajari dan mengagungi sosok ALLAH, namun terlalu sedikit menguji RUH yang mengatas-namakan allahnya. Maka lahirlah kredo terbesar Islam yang paling mengecoh Muslim: Tiada Tuhan selain Allah! Dari pengakuan Al-Azhar Al-Sharif Islamic Research Academy di Cairo dan bukti-bukti kekosongan sosok Allah SWT, maka kredo setepatnya hanyalah tinggal: Tiada Allah selain Tuhan (Yahweh)!

 

Dipetik dari buktidansaksi.com